• Ilmu Sosial Profetik: Refleksi atas Keluhuran Masyarakat Nusantara

    Di balik aksi sosial dan aktivitas pemberdayaan Walungan, ada kerangka acuan dan paradigma aksi yang menjadi sumber apinya. Api yang bersumber dari pemahaman bahwa setiap insan memiliki misi khusus sebagai pemakmur bumi. Lalu bagaimana gagasan dasar tersebut menjadi satu kerangka atau paradigma aksi?

    Continue reading
  • Sayang Ka’ak: Menyusuri Pemetaan Modern, Mengurai Tata Kelola Wilayah

    Sayang ka’ak memang bukan sekadar pilar batu, tapi juga sebagai pilar tonggak dan simbol bagi dunia pemetaan atau kartografi modern. Karena sayang ka’ak adalah titik triangulasi bagi survei pemetaan geodesi yang dilakukan pada masa kolonial Belanda. Untuk menentukan sebuah elevasi dan koordinat sebuah titik, kita membutuhkan dua titik yang menjadi patokan yang sudah diketahui koordinat, elevasi, dan jarak keduanya.

    Continue reading
  • Membangun Paradigma

    Jika harus mewajibkan buku bacaan kepada para pegiat Walungan.org, maka saya akan mewajibkan tiga buku kecil ini: tulisan Schumacher, Revolusi Sebatang Jerami karya Masanobu Fukuoka, dan seratan Vandana Shiva bertajuk Bebas dari Pembangunan. Ketiganya merupakan buku yang secara tegak-berkecak pinggang menentang cara pembangunan gaya Orde baru.

    Continue reading
  • Yunus dan Grameen di Negeri Bencana

    Muhammad Yunus merupakan perumus dan perintis Grameen Bank. Dia ibarat Amartya Sen yang berakar dari bangsa Bengali, sebuah bangsa yang mengalami langsung kekerasan dan kerusuhan rasial dan agama saat terbentuknya negara-negara di Asia Selatan, yakni: India, Pakistan, dan Bangladesh. Demikian juga dengan Yunus. Dia terlahir pada masa pembentukan yang penuh konflik serta menyisakan luka dan trauma mendalam bagi sebagian warganya.

    Continue reading
  • Membangun Pertanian di atas Kored dan Etem

    Apa simbol perjuangan kaum petani? Apakah sabit atau arit? Apakah cangkul? Jika memang diperlukan, maka akan saya ajukan kored dan etem sebagai dua simbol perjuangan mereka.

    Continue reading
  • Membaca Kosmos

    Apa elemen dasar dari pola teratur yang dalam bahasa Yunani berjuluk kosmos ini? Jawabannya tentu data. Dari sinilah asal ilmu astronomi, matematika, sekaligus huruf dan bilangan bermula. Semua diarahkan untuk membaca pola. Data-data itu ditulis dan dibukukan agar bisa dikenali dan diwarisi ke generasi selanjutnya.

    Continue reading
  • 𝗦𝗮𝗺𝗽𝗮𝗵 𝗞𝗮𝗹𝗮 𝗔𝗻𝘁𝗿𝗼𝗽𝗼𝘀𝗲𝗻

    Cerita manusia bermula dari kisah penuh perjuangan untuk bertahan hidup dan beradaptasi terhadap kejadian alam. Kapak genggam, tombak, gerabah, dan fosil hewan buruan merupakan artefak sejarah manusia masa silam yang memperlihatkan perjuangan tersebut. Di tengah-tengah kontemplasi tersebut, lalu terbersit dalam pikiran: apa artefak manusia modern dan peninggalan peradaban era kini yang akan diwariskan kepada anak cucu kita pada abad mendatang?

    Continue reading
  • Gizi Masyarakat di Sela-sela Dongeng Ikan Asin

    Cara merespon makanan, baik rasa, rupa, maupun aroma, memiliki sejarah yang cukup panjang. Dia melalui aliran alur sungai evolusi dalam kurun waktu sekian lama. Cara hidup, cara menentukan makanan, dan cara tubuh bereaksi merupakan catatan penting terkait bagaimana proses itu terjadi. Ratusan ribu tahun, tubuh merespon perubahan alam guna menentukan cara terbaik agar bisa bertahan hidup.

    Continue reading
  • Arus Balik: Dari Utara, Kembali ke Utara

    Akhir September. Kendati nama bulannya berakhiran ‘ber’ yang kerap menjadi tanda musim penghujan, tetapi hawanya masih terasa menyengat: panas dan kering. Periode ini merupakan masa keempat atau wanci kapat dalam sistem pranata mangsa. Transisi dari kemarau ke penghujan terjadi pada bulan ini. Transisi dengan udara membara ini ditambahi dengan suasana amuk yang diikuti oleh hawa panas pada setiap tanggal tersebut. Misalnya saja terjadinya G30 S PKI yang membuat suasana tambah panas dengan adanya adu posting di arena media sosial.

    Continue reading
  • Membaca Langit, Mengolah Bumi, Merumuskan Pranata-Mangsa

    Pernah ada suatu masa bahwa bertani bukan hanya sekadar aktivitas untuk menghasilkan makanan yang bisa dikonsumsi. Lebih dari itu, bertani merupakan sebentuk cara hidup, cara menjalani kehidupan, dan cara mengolah budhi. Olah budi itu lalu mewujud dalam laku merawat tanah, menumbuhkan tanaman, dan melakoni laku tani yang menyatu dalam keseharian.

    Continue reading

All Rights Reserved