Lima Tahap Pengolahan Lahan Tanam Hijauan Pakan Ternak

Akhir tahun ini, Divisi Peternakan Walungan mengujicoba budidaya varietas rumput baru berjuluk Pakchong. Rumput ini memiliki karakteristik ukuran yang lebih tinggi dengan daun yang lebih lebar dibandingkan rumput Odot. Harapannya, para periset bisa mengetahui angka Luas Lahan per Satuan Ternak rumput Pakchong sebagai hijauan pakan ternak. Sebelum proses penanaman dilakukan, Walungan mencoba untuk mengolah lahan tanamnya terlebih dahulu melalui lima tahapan pengolahan.

  1. Identifikasi Kondisi Tanah
    Pertama-tama, identifikasi terlebih dahulu tanah yang akan kita garap. Identifikasi ini mencakup: kegemburan tanah, tingkat keasaman, jenis tanah, kelembaban, dan kandungan humus dalam tanah. Identifikasi juga suhu, arah angin, dan pancaran matahari. Identifikasi ini ditujukan untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah dan kecocokannya dengan varietas tanaman yang akan ditanam di lahan tersebut.
    Umumnya, tanah yang subur terasa gembur, bertekstur lembut, berbau tanah, serta banyak bahan organik. Sebaliknya, tanah yang keras, bantet, bertekstur keras, dan cenderung lengket ketika musim hujan merupakan ciri-ciri tanah jenuh dengan bahan pabrikan. Tanah seperti ini juga relatif minim bahan organik dan tidak subur.
    Tahapan indentifikasi ini menentukan proses pengolahan lahan lebih lanjut, khususnya tentang proses pembersihan dan pencakulan, jumlah kompos dan bahan organik, serta durasi pengomposan sebelum siap ditanam.
  1. Pembersihan dan Pencangkulan
    Selanjutnya, bersihkan dan cangkul lahan garapan agar tanah bisa bernafas kembali. Aktivitas ini merupakan teknik pengolahan lahan sederhana yang bisa membuat tanah menjadi gembur dan terbangunnya siklus ekologis.
  2. Pemberian Kompos
    Tahapan ini ditujukan untuk memperkaya bahan organik pada tanah sekaligus menjaga tingkat kesuburan tanah. Pasir Angling sendiri membuat kompos dari bahan organik berupa sisa makanan ternak, atau Rarapen dalam bahasa Sunda.
    Proses kompos ini ditujukan untuk menghindari perebutan unsur Nitrogen ketika terjadi proses penguraian bahan organik. Bila bahan organik langsung diberikan kepada tanaman tanpa melalui proses kompos, maka akan terjadi perebutan Nitrogen antara bahan organik dan akar baru pada tanaman. Hal ini justru akan berdampak buruk kepada tanaman pada awal masa tumbuh.
  3. Pemberian Pupuk Dasar dari Limbah Sapi
    Proses pemupukan ditujukan untuk memenuhi unsur hara tanah. Pasir Angling sendiri mencoba pupuk Bokashi dari olahan limbah sapi. Pupuk ini kaya kandungan mikroba yang diperlukan oleh tanah.
    Kelebihan lainnya, pupuk Bokashi ini diproses secara vermikompos dengan menggunakan cacing. Hal ini membuat pupuk berjuluk Kascing ini mengandung telur dan cacing. Ketika telur ini menetas di tanah, maka cacing-cacing ini akan membantu menguraikan bahan organik dalam tanah serta turut menggemburkan tanah. Hal ini juga turut menyeimbangkan ekosistem tanah menjadi lebih sehat.
  4. Penutupan Bahan Organik dan Pupuk Dasar
    Tahap terakhir, kompos dari bahan organik di atas ditaburkan bersama pupuk ke lahan tanam dan biarkan selama lebih-kurang sepekan. Tutup tanah secara merata untuk menyempurnakan proses penyuburan tanah.
    Untuk memenuhi kebutuhan penanaman rumput Pakchong, Walungan menyediakan bedengan selebar satu meter dengan jarak antar bedengan lebih kurang 40 sentimeter. Jarak tanam rumput sekitar setengah meter. Dengan luas lahan sekitar 238 meter persegi, maka mampu memuat sekitar 500 bibit rumput Pakchong.
    Ceruk antar bedengan ini dilengkapi Rorak atau lubang penangkap luncuran air hujan. Nantinya, lubang ini akan diisi sisa gulma yang tumbuh di lahan tanam. Harapannya, sisa gulma ini mampu menjaga kelembaban tanah, khususnya pada musim kemarau.***

Post a comment