Refleksi Tanam Pohon Akhir 2021: Nilai Besar di Balik Aksi Kecil

Walungan bersama beberapa komunitas di Cekungan Bandung menggelar kembali aksi penanaman pohon di Suntenjaya, Lembang, Bandung Barat pada Rabu, 29 Desember 2021. Kali ini, aktivitas rutin bertajuk Sedekah bumi ini dilakukan di sekitar area mata air Batu Ampar yang berbatasan langsung dengan cagar alam Gunung Bukit Tunggul. Jalan yang berlumpur dan menanjak lagi licin, tidak menyurutkan semangat 50 orang peserta untuk berjalan kaki sejauh 5 Kilometer dari titik kumpul di Bumi Perkemahan Bincarung ke lokasi penanaman.

Di lokasi kegiatan, area penanaman yang terjal justru semakin membakar semangat para peserta. Seratus lubang tanam yang disediakan panitia disisir satu per satu oleh para peserta. Mereka berlomba-lomba untuk menancapkan amal kebaikannya dengan menanam berbagai pohon tegakkan yang disediakan panitia dari jenis alpukat dan pohon habitat asli Gunung Bukit Tunggul. Tiap undakan setinggi dua meteran peserta panjat dengan gigih, meskipun mereka harus melakukannya dengan merayap dan berguling-guling dengan badan berlumutkan tanah.

Wawan Djuwarsa, Pembina Walungan, dalam sambutannya menyampaikan bahwa aktivitas menanam pohon yang dilakukan para peserta mungkin kecil di mata manusia. Namun, aktivitas tersebut bisa jadi besar di hadapan Allah ta’alla. Wawan mencontohkan dengan peristiwa dibakarnya Nabi Ibrahim as. Ketika itu, seekor semut datang membantu untuk memadamkan api dengan membawa hanya setitik air. Tentunya, air setitik tersebut tidak akan mampu memadamkan api yang jutaan kali lipat besarnya. “Namun, nilai keberpihakan semut tersebut sangat besar di hadapan Allah,” tandas pria kelahiran Bandung 52 tahun silam ini.

Belajar dari peristiwa semut dan Nabi Ibrahim tersebut, Wawan berharap aktivitas Sedekah Bumi bisa membuktikan keberpihakan kita kepada lingkungan. Sekecil apa pun kontribusi sesosok manusia, Wawan mengajak untuk menjadikannya bagian dari menjaga alam dan tidak merusaknya. Dia juga berharap bahwa pohon yang ditanam para peserta bisa tumbuh dan bermanfaat terhadap lingkungan, seperti: mencegah longsor, menahan air, hingga mencegah banjir di Cekungan Bandung. “Semoga Allah menjadikan aktivitas Sedekah Bumi menjadi bagian dari amal soleh kita,” harap ayah tiga anak ini yang diamini para peserta.

Dalam menanam pohon, Wawan mengingatkan bahwa setiap pohon punya peran dan fungsinya masing-masing di alam. Pohon yang berbuah, tentu manfaatnya akan dinikmati oleh makhluk-makhluk lain yang ada di sekitarnya dan tidak dimakan oleh sang pohon itu sendiri. “Buah pohon” sendiri tidak melulu berbentuk buah-buahan yang bisa dimakan. Wawan menarik makna bahwa “buah pohon” bisa juga berarti manfaat yang dihasilkan oleh sebuah pohon, seperti menyimpan air dan menjaga kebersihan lingkungan.

Lebih lanjut, praktisi manajemen sumber daya manusia ini mengingatkan bahwa manusia juga seperti pohon. Allah menciptakan manusia sebagai benih yang harus tumbuh dan membuahkan manfaat untuk lingkungan sekitarnya. “Dengan menanam pohon hari ini, semoga benih-benih yang Allah tanamkan dalam diri kita juga ikut tumbuh dan berbuah kelak,” tutupnya.

Evaluasi Aktivitas Agar Lebih baik

Riki Frediansyah, Ketua Walungan, menyampaikan bahwa acara ini didukung penuh oleh Karang Taruna dan Masyarakat Pasir Angling, khususnya dalam hal pembuatan lubang tanam, pengangkutan pohon ke lokasi penanaman, dan pendistribusian pupuk ke lubang tanam. Adapun bibit yang ditanam di lokasi ini merupakan dukungan dari Citarum Harum Institut Teknologi Bandung (ITB). Para peserta sendiri terdiri dari Ecovillage Suntenjaya, PKK Desa Suntejaya, Tim Shawaraga Jakarta, Tim Desa Siaga Suntenjaya, serta komunitas yang berkegiatan di desa.

Aktivitas Sedekah Bumi sendiri sudah berlangsung sejak 2016 silam dan dilakukan setiap bulan. Pada saat pandemi, aktivitas ini terhenti selama sekitar dua tahun, dan baru berjalan kembali pada November 2021. Riki mengagendakan aktivitas ini akan berlangsung kembali pada Januari 2022. “Semoga kita bisa melakukan kembali aktivitas Sedekah Bumi setiap bulannya,” harapnya.

Dalam setiap aktivitas Sedekah Bumi, Riki selalu menggelar evaluasi dan penguatan aktivitas. Sampai saat ini, Walungan dan Karang Taruna Pasir Angling baru menyanggupi untuk mempersiapkan lubang tanam dan memberikan pupuk dari hasil olahan limbah pertanian dan rumah tangga yang dikelola oleh Karang Taruna. Ke depannya, penyandang gelar dokter hewan ini akan mendukung Sedekah Bumi hingga perawatan setiap tanaman yang ditanam.

Dalam sambutannya pada pembukaan acara, Riki berterima kasih atas waktu dan tenaga yang diberikan para peserta dalam kegiatan tersebut. Dia mengilustrasikan bahwa penanaman pohon di Suntenjaya akan berdampak langsung ke masyarakat desa, kemudian ke Anak Sungai Cikapundung, lalu ke Sungai Sikapundung, dan tentunya bermanfaat besar untuk Kota Bandung dan masyarakat Jawa Barat. “Semoga sedekah pohon yang kita lakukan hari ini bisa mengalir sampai akhir hayat,” harapannya, sederhana.***

Post a comment