Walungan Dirikan Perangkat AWS Versi 5.0 di Lingkungan Perkotaan

Tiang besi setinggi 12 meter berdiri tegak di ujung lapangan basket di SMP-SMA Al-Kautsar LabSchool Bandung. Di salah satu cabang tiang, tampak sebuah benda berputar-putar mengikuti hembusan angin. Sedangkan di cabang lainnya, bertengger dua benda berbentuk papan dengan lapisan kaca di atasnya. Di sekeliling tiang tersebut, berdiri pagar tegak setinggi bangunan satu lantai. Di salah satu dinding pagar yang menghadap ke lapangan basket, sebuah layar berpanel LED menampilkan angka-angka yang terus berganti setiap waktu.

Sambil memantau cuaca, seorang pria paruh baya di seberang lapangan basket membandingkan angka-angka di panel LED dengan situs web cuaca dari ponselnya. “Saya lagi membandingkan data dengan stasiun cuaca terdekat,” sahut Denny Darlis, staf Divisi Instrumentasi Walungan. Sudah beberapa pekan terakhir, Denny memantau perangkat Automatic Weather Station (AWS) di sekolah tersebut. Dia ingin memastikan bahwa perangkat tersebut berjalan baik sebelum dioperasikan secara penuh.

Pemasangan perangkat AWS sendiri merupakan bagian dari program Walungan melalui Divisi Instrumentasi untuk menangkap data cuaca di wilayah Cekungan Bandung. Program ini sebagai bagian dari riset cuaca dan iklim Walungan dalam memantau pola cuaca dalam lingkup yang lebih sempit. Berbeda dari tiga perangkat AWS sebelumnya yang dipasang di dataran perbukitan dan pedesaan, perangkat keempat ini dipasang di area perkotaan yang padat penduduk.

Dalam kesempatan tersebut, Denny menjelaskan bahwa AWS keempat ini merupakan perangkat versi 5.0 yang dikembangkan oleh Walungan sejak tahun 2013 silam. Perangkat ini dibangun sejak Mei 2023 silam, dan mulai berfungsi sejak Juli pada tahun yang sama. Setelahnya, Denny dan tim mulai memantau pengujian perangkat selama tiga bulan selanjutnya sambil membenahi fitur-fitur pendukung yang belum berjalan sempurna.

Pada perangkat AWS 5.0 ini, Denny menyebutkan empat fitur utama berbasis digital dan analog, yaitu: Pyranometer; Humidity, Temperature & Pressure Meter; Wind Direction & Speed Meter; serta Rain Gauge Sensor.

Pyranometer sendiri berfungsi untuk mengukur radiasi matahari pada suatu bidang datar. Perangkat ini menampilkan angka radiasi dalam Watt per meter persegi. Adapun perangkat Humidity, Temperature, dan Pressure Meter menampilkan kelembaban, suhu, dan tekanan di lokasi perangkat. Perangkat ini menampilkan kelembaban dalam persentase, suhu dalam satuan derajat Celcius, dan tekanan dalam satuan Hectopascal.

Perangkat Wind Direction & Speed Meter menampilkan arah angin dalam derajat mata angin dan kecepatan angin dalam meter per detik. Sementara itu, perangkat Rain Gauge Sensor untuk mengukur curah hujan setiap jam dan hari dalam satuan milimeter.

Menariknya, setiap data hasil pengukuran cuaca selalu diperbaharui setiap dua menit sekali. Dengan demikian, dalam waktu satu jam, terdapat 30 data cuaca. Sedangkan dalam waktu 24 jam, perangkat ini bisa menghasilkan hingga 720 data. Seluruh data akan dikirimkan ke server melalui jaringan internet dan bisa dipantau secara realtime melalui situs web. Selanjutnya, server akan menyajikan data dalam bentuk mentah maupun visual dalam bentuk grafis.

Selain fitur utama tersebut, pengajar Teknik Telekomunikasi di Universitas Telkom Bandung ini juga menyebutkan fitur pendukung perangkat AWS 5.0 milik Walungan ini. Selain akses internet nirkabel untuk mengirimkan data ke server, perangkat ini juga dilengkapi dengan penangkal petir, sel-surya sebagai sumber energi listrik, serta baterai sebagai penyimpan energi listrik.

Khusus di lingkungan sekolah, perangkat ini dilengkapi dengan layar panel LED untuk menampilkan data-data cuaca. Hal ini ditujukan sebagai media edukasi bagi siswa di lingkungan perangkat tersebut. Di dalam panel tersebut, siswa bisa melihat arah angin, kecepatan angin, curah hujan, tekanan, dan kelembaban. Harapannya, para siswa yang tertarik dengan bidang klimatologi bisa mulai mengenal dan belajar tentang kondisi cuaca dan iklim di sekitarnya.***

Post a comment