Pengelolaan kandang dan lingkungan di sekitarnya berpengaruh besar terhadap panen peternakan domba. Penataan ini tidak hanya dalam konteks ukuran kandangnya semata. Lebih dari itu, penataan ini memperhatikan kesehatan fisik dan mental domba dan peternaknya. Lalu, bagaimana membangun tata laksana perkandangan dengan kriteria tersebut?
Divisi Peternakan Walungan sendiri mulai membudidayakan Domba di Pasir Angling sejak tahun 2018. Sejak saat itu pula, para periset ternak di Walungan berusaha mengobservasi bentuk dan ukuran kandang serta kaitannya dengan metode perawatan dan pemberian pakan. Aspek observasi lainnya terkait dengan cuaca dan iklim di wilayah kandang yang berdampak langsung terhadap kesehatan hewan ternak.
Sebelum peternak mulai menata kandang, Riki Frediansyah, ketua divisi peternakan Walungan, menyarankan para peternak untuk memahami fungsi kandang bagi hewan dan ternak. Berdasarkan catatannya, bagi hewan ternak, kandang berfungsi untuk melindunginya dari cuaca yang ekstrim, tempat hidup yang nyaman dan aman, menjaga kesehatan, serta meningkatkan kinerja reproduksi ternak.
Adapun bagi peternak, keberadaan kandang membantu mereka untuk mengontrol perkembangan hewan ternak, memudahkan pemberian makan, mengoptimalkan perawatan, mengefisienkan tenaga kerja, mengelola limbah ternak dengan lebih baik, serta menjaga kesehatan lingkungan di sekitar kandang. Peternak sendiri membangun kandang berdasarkan fungsinya bagi hewan dan ternak. Dengan demikian, bentuk dan ukuran kandang bisa disesuaikan berdasarkan jenis domba, kondisi iklim dan cuaca, serta lingkungan di sekitar kandang.
Sebelum merancang dan mengkonstruksi kandang domba, peternak perlu menentukan lokasi kandang. Berdasarkan catatan Riki Frediansyah, ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam menentukan lokasi kandang. Pertama, kandang harus terletak di dataran yang lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya. Selain itu, tanah di sekitar kandang harus memiliki tingkat penyerapan air yang tinggi. Lokasi seperti ini memungkinkan peternak menjaga kandangnya tetap kering dengan tingkat kelembaban yang rendah.
Kedua, posisikan kandang di tempat yang memiliki saluran dengan laju aliran air yang baik. Fasilitas ini membantu kandang agar tetap kering dan menghindari genangan air ketika musim hujan tiba. Ketiga, pilih tempat yang terbuka dan terpapar sinar matahari secara langsung. Hindari tempat yang di atasnya terdapat pohon rindang. Bagaimana pun, pohon rindang menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam kandang. Sinar matahari sendiri dibutuhkan untuk menjaga kandang agar tetap kering.
Setelah mendapatkan tempat yang cocok untuk kandang, selanjutnya peternak mulai merancang konstruksi kandang domba. Berdasarkan catatan Riki Frediansyah, ada delapan aspek yang perlu diperhatikan dalam mengkonstruksi kandang.
Ventilasi merupakan aspek pertama dan utama dalam merancang konstruksi kandang domba. Ventilasi akan sempurna bila siklus pergantian udara antara karbon dioksida dan oksigen berjalan dengan lancar. Hal ini bisa dicapai dengan cara mengatur dinding kandang agar terbuka sebagian. Aspek ini juga mampu menekan tingkat kelembaban dalam kandang. Selain itu, ventilasi yang baik membuat suasana kandang menjadi lebih nyaman dan segar serta jauh dari rasa pengap.
Aspek kedua terkait dengan arah kandang. Kandang sebaiknya menghadap ke arah timur, tempat terbitnya sinar matahari. Harapannya, sinar matahari pagi dapat mencahayai ruang di dalam kandang secara optimal. Bagaimana pun, sinar matahari memiliki peran yang sangat penting bagi kesehatan domba. Selain membantu pembentukan vitamin D pada domba, sinar matahari pagi juga berfungsi sebagai disinfektan alami. Manfaat lainnya, ruang kandang yang terpapar sinar matahari pagi terjaga kekeringannya serta jauh dari kondisi basah dan lembab.
Ketiga, buat pintu kandang yang praktis dan menunjang tata laksana kandang ternak. Pintu kandang sebaiknya ditempatkan di sisi belakang kandang individu ternak, sehingga peternak lebih mudah untuk membersihkan kandang dan mengeluarkan domba. Umumnya, pintu kandang berukuran 75 x 50 Sentimeter. Ukuran ini cukup ringkas, kuat, kokoh, dan mudah dioperasikan.
Perhatikan juga lantai kandang. Aspek keempat ini berfungsi sebagai tempat berdiri ternak sekaligus pelepas lelah domba dalam bentuk berbaring. Lantai kandang sebaiknya dibuat rata, kesat dan tidak licin, mulus dan tidak terlalu keras atau tajam, suhunya stabil dan tidak lekas panas atau dingin, kokoh dan tahan lama, serta terjangkau secara biaya. Perhatikan juga kemiringan kandang agar limbah ternak bisa mengalir lancar ke tempat pengolahan limbah.
Sediakan ruangan di bawah kandang agar peternak lebih mudah untuk mengumpulkan dan membersihkan kotoran hewan ternak. Dalam hal ini, umumnya kandang dibuat secara panggung dengan ketinggian sekitar satu meter dari tanah. Lantai kandang jenis ini juga bisa dilepas untuk mempermudah pemeliharaan kandang. Umumnya, para peternak membuat lantai kandang dari bambu berkualitas yang sudah tua dan melalui proses pengeringan. Lantai kandang biasanya disediakan celah sekitar dua sentimeter per bilah bambu. Harapannya, limbah domba dalam bentuk feses dan urin bisa langsung jatuh ke kolong kandang.
Aspek kelima adalah dinding kandang yang berfungsi untuk menjaga agar domba tetap di dalam kandang dan tidak lepas keluar. Fungsi lainnya, dinding harus mampu menahan angin yang dingin dan ekstrim serta menahan keluarnya udara hangat dari dalam kandang, khususnya pada malam hari.
Keenam, perhatikan atap kandang. Atap sendiri berguna untuk melindungi hewan ternak dari panas dan hujan. Selain itu, atap juga berfungsi untuk menjaga kehangatan ruangan pada malam hari. Berangkat dari fungsi ini, konstruksi atap sebaiknya dibuat miring ke belakang. Tujuannya, memudahkan aliran air hujan mengalir ke belakang kandang, sehingga tidak membasahi kandang dan hewan ternak. Perlebar juga beranda kandang agar percikan air hujan tidak masuk ke dalam kandang.
Bahan atap sebaiknya terbuat dari genting tanah liat. Biasanya, atap jenis ini memiliki tingkat sirkulasi udara yang cukup baik, sehingga bisa menekan suhu ketika cuaca panas pada siang hari. Genting tanah liat juga bersifat tahan lama. Idealnya, atap kandang memiliki tinggi sekitar empat meter dari lantai kandang.
Aspek ketujuh, perhatikan juga saluran penampungan limbah hewan. Limbah kotoran hewan pun dibagi dua, sesuai dengan jenisnya. Kotoran berupa feses berbentuk bulat-bulat dan kecil-kecil dikumpulkan untuk dibuat pupuk padat. Adapun kotoran berupa cairan urin ditampung untuk difermentasikan menjadi pupuk organik cair.
Terakhir, sesuaikan kandang berdasarkan jenis kelamin, usia, serta aktivitasnya. Kandang untuk domba jantan dan betina yang berusia minimal 12 bulan memiliki ukuran sekitar 1,5 meter persegi per ekor. Domba berusia 7 – 12 bulan membutuhkan kandang berukuran 0,75 meter persegi per ekor. Sedangkan domba berusia di bawah tujuh bulan memiliki ukuran kandang ideal sekitar setengah meter persegi.
Adapun induk menyusui membutuhkan ukuran kandang yang berbeda-beda, tergantung jumlah anaknya. Induknya sendiri membutuhkan ukuran kandang sekitar satu meter persegi. Ukuran kandang ini ditambah berdasarkan dengan jumlah anak domba yang disusui. Masing-masing anak domba membutuhkan tambahan ukuran kandang sekitar setengah meter persegi per ekor. Jadi, bila seekor induk domba menyusui dua anak domba, mereka membutuhkan kandang berukuran dua meter persegi.***