Bangun Pendidikan Pasir Angling Lewat Internet dan Learning Station

Waktu dzuhur baru saja berlalu. Sayup-sayup udara dingin yang menerpa Pasir Angling membuat siapa pun yang ada terayu untuk tidur pada hari Minggu siang. Namun, segerombolan anak-anak ini malah memilih untuk menuju ke sebuah rumah di pinggiran hutan Pinus. Niat mereka satu: belajar membaca dan membangun kapasitas literasinya.

Sudah empat hari Minggu, sebanyak 25 anak usia SD ini asyik mengikuti kegiatan literasi di Rumah Baca Bale Ihya alGhazali Pasir Angling, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Sejak jam 14 WIB hingga dua jam berikutnya, anak-anak ini mendengarkan kisah-kisah hebat yang diceritakan oleh seorang pendongeng. Setelahnya, mereka diajak untuk menggambar, menulis cerita, bahkan bernyanyi bersama.

Menariknya, sang pendongeng berada jauh dari Pasir Angling. Kadang di Jakarta, Bandung, bahkan sempat pula dari Pekanbaru di tanah Sumatera sana. Para pendongeng tersebut terkoneksi dengan anak-anak Pasir Angling melalui perangkat Learning Station yang terpasang di Rumah Baca Bale Ihya alGhazali, Pasir Angling.

Learning Station, atau disebut juga Stasiun Pembelajaran, merupakan fasilitas pembelajaran jarak jauh berupa seperangkat komputer, televisi layar lebar, dan koneksi internet serta meja belajar lipat. Fasilitas ini merupakan donasi dari sebuah perkumpulan dalam jejaring kerja Walungan. Pada 20 Agustus 2022 lalu, perwakilan donatur menyerahkan fasilitas tersebut ke Walungan dan disaksikan oleh perwakilan masyarakat Pasir Angling.

Syarifuddin, Kepala Divisi Pertanian Walungan, menyampaikan bahwa masyarakat cukup senang dengan fasilitas tersebut. Kini, mereka bisa terhubung dengan jejaring pendidikan di dunia luar. Salah satu aktivitas rutinnya adalah kegiatan Reading Aloud yang diampu oleh relawan pendidikan dari kota-kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta dan Bandung.

Menariknya, pesertanya bukan hanya berasal dari Pasir Angling semata. Ada anak-anak lainnya yang berasal dari desa dan kota lainnya di Indonesia, beberapa di antaranya: Mandalasari, Kabupaten Bandung; Pekanbaru, Riau; Depok; dan Cibitung, Bekasi. Melalui layar televisi, mereka bisa saling mengenal dan berbagi kisah-kisah menarik dari tempat tinggalnya masing-masing.

Antusias anak-anak Pasir Angling begitu tinggi dengan kegiatan Minggu siang tersebut. Bahkan, mereka rela menerjang hujan yang deras agar bisa mengikuti kegiatan Reading Aloud. Padahal, jalur ke lokasi kegiatan cukup sulit, terlebih ketika hujan deras melanda. Jalanan yang masih berupa tanah, kerap tertutupi lumpur. Kabut tebal pun tak jarang turun. Padahal, area di kanan dan kiri jalur menuju rumah baca tersebut merupakan area perkebunan yang cukup luas. “Anak-anak semangat sekali untuk datang ke sini,” komentar Syarif.

Rumah Baca Bale Ihya alghazali sendiri melayani kebutuhan literasi anak-anak dan masyarakat Pasir Angling setiap harinya. Syarif dan istrinya, Ellis Listiani Puspita Sari, diamanahi untuk mengelolanya karena keduanya tinggal di Pasir Angling. Sarana ini terdiri dari dua fasilitas, yaitu Ruang Belajar dan Ruang Learning Station. Ruang Belajar berada di lantai dua yang semi-terbuka. Ruangan ini ditutup oleh atap transparan. Di sini, anak-anak bisa membaca sembari menikmati dinginnya suasana pinggiran hutan Pinus. Di ruangan ini, terdapat perpustakaan yang memiliki ragam buku menarik bagi anak-anak. Biasanya, anak-anak akan memanfaatkan waktu untuk membaca buku ketika menunggu giliran mengaji Iqra dan alQuran di hadapan guru ngaji setiap sorenya. “Gurunya hanya dua orang, jadi mereka bisa baca buku selagi menunggu,” papar ayah tiga orang anak ini.

Sedangkan Ruang Learning Station merupakan kelas berukuran 4 x 6 meter persegi. Di dalamnya, terdapat meja lipat yang menghadap televisi berukuran 55 inchi yang dilengkapi dengan kamera. Ruangan ini bisa menampung hingga 25 anak. Melalui layar tersebut, mereka bisa berkomunikasi dengan orang-orang di dunia maya melalui internet, termasuk mengikuti aktivitas Reading Aloud.

Untuk mengoptimalkan perangkat Learning Station, Syarif mengajak anak-anak dan masyarakat Pasir Angling untuk belajar dengan memanfaatkan internet lebih baik lagi. Salah satunya, membuat bimbingan belajar online untuk anak-anak kelas enam sekolah dasar. Syarif berlangganan aplikasi Ruang Guru dan mengajak siswa yang akan lulus untuk belajar bersama di fasilitas Teaching Station. Waktu belajarnya, diatur sesuai kesepakatan dengan anak-anak.

Ke depannya, bersama Walungan, Syarif akan coba mengkoordinasikan jejaring relawan pengajar di berbagai kota di Indonesia. Harapannya, para relawan ini bersedia mengajar untuk anak-anak Pasir Angling melalui fasilitas Learning Station ini.

Optimalisasi lainnya hadir ketika anak-anak di Pasir Angling ingin belajar menggambar dengan menggunakan krayon. Lalu, Syarif mencari tekniknya di Youtube dan menunjukkannya ke anak-anak. Anak-anak pun senang, sekaligus memiliki kesempatan untuk mengasah keterampilannya dalam menggambar.

Aktivitas lainnya, Learning Station digunakan untuk belajar sejarah Islam. Setiap hari Jumat, Syarif mengajak anak-anak untuk belajar sejarah alQuran dengan menonton film animasinya dari Youtube. Hasilnya, anak-anak asik belajar agama, serta semakin tahu cara memanfaatkan internet dan komputer dengan lebih baik lagi. “Kita manfaatkan fasilitas (teaching station) yang ada untuk belajar,” gugah pria asal Pangandaran, Jawa Barat, ini.

Ke depan, Syarif merencanakan untuk membangun ruang berbagi dalam bidang pertanian, sesuai dengan bidang yang digelutinya. Para petani dan peternak di Pasir Angling akan diajak untuk mengeksplorasi bidang pertanian dan peternakan melalui perangkat Learning Station. Selain itu, dia juga bisa berbagi dan menggelar wisata integrasi pertanian dan peternakan dengan memanfaatkan fasilitas internet. “Dengan fasilitas yang ada, kami bisa berkreasi lebih luas lagi,” imbuhnya. “Karena tidak ada batasan ruang di internet,” tutupnya.***

Author Profile

Yudha P Sunandar
Yudha P Sunandar
Staf Kesekretariatan & Humas Walungan. Pengkaji Media for Community Development. Pernah belajar di Jurnalistik STIKOM Bandung. Berpengalaman sebagai praktisi di bidang pengembangan dan manajemen media online.

Post a comment