Apa jadinya bila perkebunan sayuran merangkap sebagai pengolah limbah kotoran sapi? Hal inilah yang sedang dicoba oleh Divisi Pertanian Walungan Bhakti Nagari melalui Panggung Tanam. Disebut demikian, karena sarana ini memungkinkan para petani untuk menanam di atas tanah sekaligus mengolah kotoran limbah sapi di bawahnya.
Lahan yang semakin sempit menjadi kendala tersendiri bagi pertanian pada beberapa tahun terakhir ini. Kondisi ini mengakibatkan semakin sedikitnya hasil panen yang berakibat kepada menurunnya tingkat ekonomi para petani. Kondisi ini diperparah dengan turunnya produktivitas lahan pertanian akibat penggunaan pupuk anorganik yang menurunkan tingkat kesuburan tanah.
Di tingkat global, tantangan keterbatasan lahan ini direspon dengan pengembangan budidaya tanaman dengan media alternatif, seperti: air, sekam, dan olahan batok kelapa, bahkan udara. Alternatif lainnya, para penggiat pertanian juga mengembangkan pertanian vertikal yang menempatkan tanaman dan medianya secara tersusun dan vertikal.
Syarif Sarifudin, kepala Divisi Pertanian Walungan, memulainya dengan membuat Panggung Tanam dari material yang sangat sederhana dan berlimpah di sekitar Pasir Angling, yaitu: bambu. Sarana ini memiliki tinggi 100 Centimeter dari permukaan tanah dengan lebar 120 Centimeter serta panjang panggung sekitar 600 Centimeter. Di atasnya, ditanami sayuran dan buah-buahan yang relatif kecil, seperti: selada, bayam, dan stroberi. Tanaman ini ditempati di media tanam yang ditampung di wadah dari karung atau plastik berdiameter 20 Centimeter dan tinggi sekitar 30 Centimeter.
Tanah di bawah Panggung Tanam digali dengan kedalaman 20-30 Centimeter. Kemudian, area ini ditebarkan kotoran sapi secara merata, lalu ditutup rapat dengan menggunakan karung atau mulsa. Pastikan kotoran sapi ini terhindar dari terik sinar matahari dan air yang berlebihan agar proses pengomposan terjadi secara maksimal.
Pada teknik ini, proses pengomposan limbah kotoran sapi dilakukan oleh cacing tanah dari kelompok epigeik dan anesik. Cacing tanah epigeik hidup dan memperoleh makanannya dari serasah di permukaan tanah. Sedangkan cacing tanah anesik tipikal penggali liang vertikal di tanah dan memperoleh makanannya dari serasah di permukaan tanah yang dibawa masuk ke dalam liang vertikal tersebut. Pergerakan cacing tanah ini membantu proses homegenisasi nutrien tanah secara efisien. Lebih lengkap tetang proses Vermikompos ini bisa dilihat di dalam tulisan berjudul: Mengenal Vermikompos, Prosesnya, dan Manfaatnya.
Setelah 4-8 pekan, limbah kotoran sapi di bawah Panggung Tanam sudah bisa dipanen sebagai pupuk vermikompos. Pupuk ini bisa digunakan untuk menyuburkan tanaman sayur dan buah-buahan yang ditanam di atasnya. Manfaat lainnya, vermikompos yang terbentuk di atas permukaan tanah berperan dalam memperbaiki sifat fisik tanah serta meningkatkan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman. Peran lainnya, vermikompos berperan sebagai agen pengendali penyakit tanaman, terutama penyakit tular tanah.
Pada pengolahan limbah kotoran sapi selanjutnya, pupuk vermikompos tinggal digali di bagian tengahnya. Kemudian, kotoran sapi hanya perlu ditaruh di tengah-tengah pupuk vermikompos. Dalam waktu yang lebih cepat dari sebelumnya, limbah kotoran sapi tersebut sudah bisa dipanen dan dipergunakan sebagai pupuk vermikompos.
Ke depan, Syarif merancang Panggung Tanam ini dikombinasikan dengan tanaman anggur. Di tengah-tengah panggung tanam akan dibuat tiang pancang setinggi dua meter ke atas sebagai jalur panjat tanaman anggur. Tanaman anggur ini akan dibudidayakan dengan Sistem Y. Lapisan paling atas merupakan atap tanaman yang terbuat dari lapisan ultraviolet serta bisa dibuka-tutup guna memenuhi kebutuhan cahaya tanaman. Rencana ini diharapkan bisa menghasilkan pupuk vermikompos, sayuran yang bisa dipanen dalam jangka pendek, dan buah anggur yang bisa dipanen dalam jangka menengah.***
Author Profile
- Pengkaji Media for Community Development. Pernah belajar di Jurnalistik STIKOM Bandung. Berpengalaman sebagai praktisi di bidang pengembangan dan manajemen media online.
Latest entries
- Catatan1 October 2024Menengok Tani Pekarangan dalam Kacamata Lokal, Nasional, dan Internasional
- Kabar1 July 2024Walungan Mulai Kembangkan Perangkat Instrumentasi Pertanian Presisi
- Kabar22 June 2024Berbagi Cinta dan Kasih dalam Prosesi Ibadah Kurban 1445H di Pasir Angling
- Catatan16 June 2024Angin Puting Beliung, Si Mikro-Tornado Khas Nusantara