Guna meningkatkan kapasitas personalnya di bidang pengolahan data Global Positioning System (GPS), Walungan menggelar pelatihan satu hari dengan topik Estimasi Precipitable Water Vapor (PWV) dari Satelit Global Navigation Satellite System (GNSS). Pelatihan ini digelar untuk kalangan internal Walungan pada Jumat, 10 Desember 2021 di Kantor PrabaTech, Jalan Rereng Suliga, Sukaluyu, Cibeunying Kaler, Bandung, Jawa Barat.
Pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari kerjasama antara Walungan dengan Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika Fakultas Ilmu & Teknologi Kebumian (FITB) Institut Teknologi Bandung (ITB). Hadir sebagai pelatih, Fathin Nurzaman, M.T., alumni Magister Geodesi ITB yang saat ini beraktivitas sebagai asisten peneliti di almamaternya tersebut.
Indrawan Tanjung, M.T., Kepala Divisi Instrumentasi Walungan, menyebutkan bahwa saat ini Walungan sudah memiliki beberapa alat ukur GPS hasil kerjasama dengan ITB. Alat-alat tersebut dipasang di beberapa titik di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Hanya saja, data-data yang terkumpul belum diolah secara maksimal. Indrawan bertekad agar Divisi Instrumentasi Walungan bisa segera mengolah data-data ini selepas pelatihan PWV ini.
Lebih lanjut, alumni Teknik Fisika ITB ini menargetkan Walungan mampu mempublikasikan paper dari data-data hasil olahan tersebut. Caranya, data-data dari perangkat GPS yang ada akan diolah hingga mendapatkan Data PWV. Selanjutnya, data-data ini akan disandingkan dengan data Automatic Weather Station (AWS) milik Walungan. Indrawan berharap bahwa hasil perbandingan data ini mampu memperlihatkan pola iklim di Bandung Utara. “Jadi, langkah selanjutnya, kita bisa melakukan riset mandiri dari data-data olahan ini,” paparnya.
Menurut Indrawan, hasil riset ini diharapkan bisa membangun kontribusi saintifik Walungan tentang pola iklim di Bandung Utara. Di tataran teknis, hasil riset ini juga bisa membantu para petani dan peternak untuk merencanakan aktivitas mereka masing-masing. “Jadi, mereka bisa bertani dengan lebih baik,” harap ayah satu orang anak ini.
Fathin Nurzaman, pelatih dalam kegiatan ini, mengaku kaget dan apresiatif dengan Walungan. Menurutnya, para personel Walungan benar-benar berusaha untuk belajar secara mendalam lantaran ingin melakukan riset dengan baik. “Jadi, kami bisa belajar dan mendiskusikan pengetahuan yang lebih mendalam,” akunya. “Di sini (Walungan) ada banyak riset yang bisa dilakukan,” prediksinya.
Terkait dengan topik pelatihan, Fathin menyampaikan bahwa Precipitable Water Vapor ditujukan untuk menakar kandungan uap air di lapisan atmosfer, termasuk Ionosfer dan Troposfer. Caranya, dengan melihat galat antara posisi perangkat GPS dengan satelit. Besaran galat ini kemudian bisa memperlihatkan keberadaan uap air, gas, dan awan di antara keduanya.
Lebih lanjut, pria kelahiran 1998 ini menyampaikan bahwa Ilmu Geodesi memiliki banyak sekali ragamnya. Hanya saja, di Indonesia belum banyak yang membidanginya. Oleh karena itu, Fathin mengapresiasi Walungan yang mulai mempelajari Geodesi untuk memperkuat riset-risetnya. Menurutnya, ada banyak potensi yang bisa digali dengan Geodesi. “Kuncinya, kombinasikan ilmu dengan sumber daya manusia untuk melakukan hal yang berguna,” simpulnya, singkat.***