Pengolahan Limbah Ternak dalam Upaya Pemberdayaan Masyarakat.

Pengelolaan limbah ternak akan terkait dengan model dan management kandang ternak. Untuk kandang ternak domba di desain agar feses dan uriennya terpisah, sehingga memudahkan untuk kebersihan dan pembuatan pupuk padat ataupun cair. Pada ternak sapi pun demikian, saluran pembuangan limbah di atur dengan sedemikian rupa agar limbah padat dan cair di buat terpisah agar mudah untuk dimanfaatkan. Yang dimana perekonomian Kampung Pasir Angling di topang oleh pertanian dan peternakan sapi perah. Dan mayoritas ternak yang ada adalah ternak sapi perah jenis sapi Fries Holstein yaitu sapi penghasil susu.

Bagian dari program kami sebagai titik percontohan penggunaan dana PNPM yaitu di tempat Abah Rastama, -yang kami memanggilnya Abah ama. Lahan Abah Ama berada pada ketinggian +/- 1425 dpl. Di tempat Abah Ama kami membuat saluran yang memisahkan antara cairan dan padatan. Yang kemudian di tampung dalam sistem filterasi 3 bak. Bak awal untuk menampung padatan, bak ke-2 dan ke-3 untuk menampung cairan dari sisa memandikan sapi dan membersihkan kandang. Dan setelah mengalami proses penyaringan 3 bak. Bak yang terakhir dapat di gunakan untuk menyimpan ikan sebagai bio indikator, dan juga digunakan untuk penyiraman lahan hijauan pakan (rumput), sayur, kopi, pisang dan lainnya.

Untuk limbah di Abah Ama, kami membuat 3 macam pupuk:

a. Pupuk bokashi
Merupakan pupuk dari sisa-sisa pakan dan feses, yang kami bantu fermentasinya dengan starter bakteri di tambah dengan molasess (ampas tebu), atau bisa di ganti dengan gula pasir atau gula merah. Pembuatan di fermentasi dengan waktu 2-4 minggu. Setelah di fermentasi hasilnya limbah ternak menjadi:
– tidak berbau, namun lebih berbau tanah
– remah, jika dipegang tidak kotor.
– berwarna gelap, coklat kehitaman.
Potensi limbah Abah Ama dari 7 ekor sapi yaitu 4 dewasa 3 anak menghasilkan 6 ton per bulan yang bisa kami olah menjadi pupuk bokashi.

b. Vermicomposing
Pengolahan limbah ini menggunakan bantuan cacing tanah dari jenis Lumbricus sp dan Lumbricus niger. Potensi dari limbah yang di olah oleh cacing ini baru 250 kg/bln. Pupuk ini kami sebut dengan pupuk kascing (bekas cacing).

c. Pupuk cair
Aplikasi pupuk ini baik pupuk bokashi dan pupuk kascing telah bebrapa kali kami aplikasikan ke tanaman sayur berupa kol merah, pecay, jagung, kol merah jenis taki. Dan Alhamdulillah menunjukan pertumbuhan yang bagus. Untuk peptisida kami menggunakan teh kascing yaitu kascing yang direndam dengan air kemudian di semprotkan. Pun menggunakan bio urine domba sebagai peptisidanya.

Adapun harapan kami dengan program pemanfaatan limbah ternak ini yang terintegrasi dengan sistem pembuangan dan pengolahannya, -diharapkan semoga:
1. Menurunkan biaya pertanian.
2. Menurunkan biaya pakan, dan pakan pun menjadi unggul.
3. Keseimbangan ekosistem tanah terjaga.
4. Top soil tanah terbentuk.
5. Air hujan menjadi terserap maksimal ke tanah.
6. Tanah menjadi tidak mudah erosi.
7. Mengurangi sedimentasi sungai.
8. Tanah menjadi subur.
9. Lingkungan menjadi terjaga.
10. Perekonomian masyarakat meningkat.
11. Menjaga kesehatan peternak dan kesehatan ternaknya.

Dan jangka panjangnya adalah semoga program pemberdayaan masyarakat desa ini dengan kondisi lingkungan (geografi) yang tersedia bisa mengembalikan keharmonisan alam secara perlahan, sehingga sumber mata air, tanah, dan udara tidak tercemar.

Post a comment