Manfaat Pupuk dan Peptisida Organik Terhadap Pertumbuhan Sayuran dan Tanah

Manfaat Pupuk dan Peptisida Organik terhadap Pertumbuhan Sayuran dan Tanah: di ujicoba pada Tanaman Pecay dan Kol Merah.

Alhamdulillah, proses pembuatan pupuk organik padat, pupuk organik cair, peptisida organik dengan memanfaatkan limbah ternak berupa feses, urine, sisa pakan ternak dan limbah sayuran sudah teraplikasi.

Mayoritas perekonomian masyarakat di Kp. Pasir Angling adalah beternak sapi perah dan petani sayur. Kebutuhan petani hortikultura di Pasir Angling terhadap ketersediaan pupuk dan pepsida sangat tinggi.

Permasalahan petani di Kp Pasir Angling diantaranya :
1. Selama ini para petani menggunakan bahan bahan pabrikan, yaitu pupuk dan peptisida kimia.
2. Menanam sayuran cenderung mengikuti pasar, sehingga minim berganti pola tanam/tidak bergilir.
3. Tanah untuk bertani mengalami penurunan produktivitasnya dan meluaskan areal tanam ke wilayah hutan.

Dari hasil uji coba pada sayuran dengan memakai bahan organik, tidak hanya meningkatkan produksi sayuran, pun meningkatkan kesuburan tanah. Seperti tertera pada gambar.

Sayuran organik dengan treatment yang sesuai SOP terbukti lebih tahan terhadap hama, juga mempunyai aroma dan rasa.

Adapun penggunaan pupuk kimia membuat tanah kehilangan unsur hara, kehilangan keanekaragaman mikroba dalam tanah, mengurangi penyerapan air, mengurangi penahan air, meningkatkan suhu tanah, mikroba menjadi tidak seimbang (ada dominasi), meningkatkan keasaman tanah. Tanah yang asam menyuburkan mikroba patogen dalam tanah, akibatnya akar mudah terjangkit penyakit “tular tanah” seperti dalam gambar. Akar pecay menjadi ganda, atau akar menjadi bengkak seperti pada gambar tanaman kol merah. Hama pada akar tanah penyebabnya adalah jamur namun ada juga yang mengatakan bakteri Plasmodiophora brassciae W. Mikroba ini menulari tanaman sayur dan bisa tahan 6-8 tahun dalam tanah.
Mikroba ini tumbuh subur akibat kejenuhan tanah oleh pupuk kimia. Tanah subur bisa menjadi bantet, tandus, petani Angling menyebutnya “tanaeuh na tos dol pak” (tanah sudah aus).

Jika tanah sudah rusak, maka akibatnya mulai merambah lahan baru di hutan. Tanah yang rusak mengurangi lahan untuk tanaman sayur, mengurangi lahan HPT (hijauan pakan ternak), yang mengakibatkan penebangan pohon dan stok air menjadi berkurang.

Mudah-mudahan dengan bertahap insya Allah. Akhirnya kembali ke bahan-bahan organik yang di Kp Pasir Angling bahannya melimpah, yaitu 2-3 ton per hari dari feses sapi.

Bahan organik :
1. Menstimulir pertumbuhan akar tanaman.
2. Meningkatkan ketersediaan unsur hara tanah.
3. Menurunkan evaporasi tanah
4. Meningkatkan kapasitas menahan air
5. Menurunkan aliran permukaan (terkait erosi)
6. Memperbaiki drainase
7. Mengatur temperatur tanah
8. Meningkatkan substrat yang berlimpah bagi mikroba tanah.

Semoga dengan bahan organik dapat menyebabkan perubahan keseimbangan mikroflora tanah. Hal ini di akui sebagai suatu pendekatan biologi yang memberikan harapan dalam pengelolaan penyakit tular tanah.

Penyakit tular tanah indikasi awal, dari kerusakan lingkungan akibat pupuk kimia dan tidak bergilirnya pola tanam.

Semoga Allah memberikan kekuatan, agar kami istiqamah dalam hal menolong Agama Allah.

“Sayangilah makhluk yang ada di bumi niscaya Allah akan menolongmu.” (HR. Muslim)

*Uji coba kami lakukan di lahan yang berbeda. Satu titik dengan bahan bahan kimia. Satu titik dengan bahan organik. Umur, jenis sayur sama dan waktu tanam bersamaan.
**Bertani dan beternak mengajari kami agar kami lebih bersyukur. Hewan dan tanaman punya rasa kasih sayang. (bukan berdasar pada hasil atau tidak berhasil dari bertani dan beternaknya).

Kp Pasir Angling
Lembang, Kab. Bandung Barat
02 September 2016

Post a comment